Senin, 23 November 2020

Metode Offbit : Sillent Way, Sugestopedia

 Prosedur Metode Silent Way di Dalam Kelas Guru mengajar tentang angka di kelas step 1 PIA English Course Manado. Pertama, Guru menyediakan alat peraga berupa Rod. Rod yang digunakan berjumlah sepuluh buah dengan warna yang berbeda-beda yang nantinya digunakan yaitu : red, blue, yellow, green, orange, brown, white, black, pink and grey. Sebagai alat 9 peraga dalam membentuk angka dan kalimat. Kemudian guru mulai menjelaskan warna-warna yang ada pada setiap rod beserta angkanya, seperti : red is one, blue is two, yellow is three, green is four, orange is five, brown is six, white is seven, black is eight, pink is nine and grey is ten. Setelah itu guru mengangkat rod yang ada secara berurutan dan kemudian dengan serentak siswa mulai mengucapkannya. Tahap ini dilakukan secara berulangkali sampai siswa mengerti akan warna dan angka yang di jelaskan oleh guru. Tahap selanjutya guru mulai membentuk kalimat dengan mengangkat salah satu rod dan mengatakan ³RQHLV UHG¥ dan kemudian memberikan rod yang dipegang oleh guru kepada salah satu siswa dan siswa tersebut mengulang kembali apa yang sudah dikatakan oleh guru. Setelah itu mengambil rod kedua dan memberikannya kepada siswa yang lain dan siswa tersebut harus mengatakan warna dan angka sesuai dengan apa yang sudah dijelaskan oleh guru. Guru melakukannya sampai pada rod yang terakhir. Guru kemudian mengumpulkan kembali rod yang ada dan mengangkat rod satu persatu secara acak dan dikatakan oleh siswa secara serentak dan benar. Metode ini digunakan agar dapat memudahkan siswa dalam memahami angka, warna dan kalimat. Guru mengunakan cara yang kreatif supaya lebih mendorong siswa dalam mengatakan angka, warna dan kalimat sehingga kosa kata tersebut dapat tersimpan dalam pikiran siswa dengan cepat. Secara teknis, penggunaan metode belajar bahasa Inggris dengan Silent Way adalah : [Setelah itu guru mengangkat rod yang ada secara berurutan dan seluruh siswa mulai mengucapkannya ] SS :  blue is two, yellow is three, green is four, orange is five, : [Guru melakukan hal tersebut secara berulangkali] Tahap selanjutnya guru mulai membentuk kalimat T : [Mengambil satu rod dan berkata]  [Memberikan rod yang dipegangnya kepada seorang siswa dan siswa tersebut mengulang apa yang dikatakan guru] S :  : [Mengambil rod yang kedua dan ketiga kemudian berkata ]  : [Siswa mengikuti dan berkata] [Mengambil rod berwarna orange dan menunjuk seorang siswa untuk menebak] S : ³ [Mengambil satu persatu rod secara acak dan menunjuk siswa secara bergantian untuk menebak rod tersebut] T : [Dengan hanya diam, guru mengambil rod berwarna merah muda dan menunjuk siswa] S : ³nine is pink¥ T : [Mengambil rod berwarna abu-abu, memberikan sinyal kepada siswa 11 untuk menebak] S : [Siswa dengan lantang berkata] ³ten is grey¥ T : [Mengambil rod berwarna coklat dan putih] SS : [Secara serentak seluruh siswa berkata]  : [Guru mengambil 5 rod yaitu hijau, abu-abu, kuning, hitam dan merah. Kemudian menunjuk seorang siswa menebak angka dari warna-warna tersebut] S : [Siswa mulai menebak dan berkata]  : [Mengambil rod warna putih dan memberikan sinyal kepada semua siswa untuk menebak] SS : [Seluruh siswa berkata] ³ : [Kemudian guru menyuruh seorang siswa maju ke depan kelas dan mengambil salah satu rod] S : [Siswa mengambil rod warna biru dan berkata] ³: [Memberikan perintah kepada siswa yang ada di depan kelas untuk mengambil salah satu rod dan menunjuk siswa yang lain untuk menebak rod tersebut] S : [Siswa mengambil rod warna orange dan memberikan sinyal kepada siswa lain untuk menebak] S : [Siswa berkata] ³ILYHLVRUDQJH¥ Hal ini dilakukan secara terus menerus oleh guru sampai siswa benar-benar mengerti apa yang diajarkan tadi. 12 Dengan penggunaan prosedur metode Silent Way siswa mempelajari penggunaan adjektiva, manajemen, peletakan kata, kosa kata baru, serta mereka mampu membuat perbedaan arti tanpa harus melakukan alih bahasa.

Rabu, 11 November 2020

Hambatan dalam kegiatan berbicara (hambatan internal dan eksternal

 

  1. Faktor Yang Menghambat Keterampilan BerbicaraMenurutParaAhli

Tidaksemuaorangmemiliki kemahiran dalam berbicara, misalnya kegiatan berbicara di depan umum. Untuk berbicara di depan umum perlu proses belajar dan latihan secara sistematis dan berkesinambungan . Berbicara sangatlah penting untuk berproses komunikasi bersama orang lain. Menurut para ahli ada beberapa hal yang dapat menghambat dalam kegiatan berbicara yaitu:

  1. Taryono

Menurut Taryono ( Syaiful Musahaddat, 2015 : 47 ), mengemukakan hambatan-hambatan dalam berbicara terdiri atas hambatan yang datang dari pembicara sendiri ( internal ) dan hambatan yang datang dari luar pembicara ( eksternal ) penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:

  • Hambatan internal

Hambatan internal adalah hambatan yang muncul dalam diri pembaca . Hal-hal yang dapat menghambat kegiatan berbicara adalah sebagai berikut:

  1. Hambatan yang bersifat fisik

Contoh hambatan yang bersifat fisik antara lain sebagai berikut:

1.Alat ucap yang sudah tidak sempurna lagi

Ketidaksempurnaan pada alat ucap manusia menyebabkan terjadinya gangguan berbicara, yakni bahasa yang keluar dari alat ucap manusia menjadi kurang dimengerti. Gangguan berbicara dapat disebabkan oleh faktor resonansimenyebabkan suara yang dihasilkan menjadi bersengau, misalnya pada anak sumbing. Pada orang sumbing misalnya suaranya menjadi bersengau atau bindeng karena rongga mulut dan rongga hidung yang digunakan untuk berkomunikasi melalui defek di langit-langit keras, sehingga resonansi yang seharusnya berjalan baik menjadi terganggu. Anak yang menderita bibir sumbing terdapat gangguan berbicara ketika mengucapkan kata-kata yang mengandung fonem /s/ ; /r/ ; /k/ ; /c/ ; /g/ ; /j/ ; /i/ ; dan /q/ .

Orang yang mendengarkan atau berkomunikasi dengan anak sumbing, harus lebih berkonsentrasi dan harus melihat konteks kalimatnya. Selanjutnya ketidaksempurnaan alat ucap karena kelainan pada mulut misalnya orang cadel. Cadel disebabkan karena adanya kelainan pada area mulut, misalnya lidah terlalu pendek, rahang terlalu lebar, dan bisa juga karena faktor kebiasaan berbicara cadel sejak kecil yang dianggap lucu oleh orang tua, dan mengakibatkan ketikaanak itu tumbuh menjadi dewasa tetap menggunakan kebiasaan tersebut yang dianggap benar. Orang yang cadel tidak memiliki kemamapuan untuk mengucapkan suatu huruf, biasanya huruf R. Usaha yang dilakukan untuk mengerti ucapan orang cadel yaitu lebih berkonsentrasi dan harus melihat konteks kalimatnya.

2. Kondisi fisik kurang sehat.

Jika kondisi fisik seseorang kurang sehat misalnya flu hal itu dapat menghambat kegiatan berbicara. Orang yang terkena flu biasanya bersengau atau bindeng.

3. Kesalahan dalam mengambil postur dan posisi tubuh.

Kesalahan dalam mengambil postur dan posisi tubuh dapat menghambat kegiatan berbicara. Misalnya ketika berbicara kedua tangan kita dilipat di dada, hal ini dapat mengakibatkan munculnya pemikiran pada lawan bicara bahwa anda memiliki sifat sombong. Seharusnya postur terbuka tidak menyilangkan atau melipat tangan di dada hal ini dapat memberikan perasaan nyaman kepada lawan bicara.

 

  1. Hambatan yang bersifat mental atau psikis .

Hambatan yang bersifat mental atau psikis terdiri atas dua bagian, yaitu:

1.Hambatan mental yang temporer atau sifatnya sementara

Seseorang biasanya memiliki rasa malu, rasa takut, dan rasa ragu atau grogi misalnya ketika berbicara di muka umum, rasa malu muncul karena berfikiran malu dilihat oleh banyak orang. Kemudian takut salah bicara, takut ditertawakan ataupun yang lainnya.

2. Hambatan mental yang bersifat laten

Hambatan mental yang bersifat laten  ada empat jenis yaitu, yang pertama tipe penggelisah, yang kedua tipe ehm vokalis yaitu secara artikulasi ditandai oleh bergetar tidaknya hambatan dalam saluran udara. Yang ketiga yaitu tipe penggumam dan yang keempat yaitu tipe tuna gairah.

3. Hambatan lain-lain.

Hambatan lain-lain dalam kegiatan berbicara adalah sebagai berikut:

1.Kegiatan penguasaan kaidah yaitu tata bunyi

Kurangnya penguasaan kaidah tentang tata bunyi contohnya mengucapkan apotik sedangkan yang benar adalah apotek . Kurangnya penguasaan kaidah tata kalimat, dan kurangnya penguasan kaidah tata makna contohnya tidak bisa menjelaskan makna secara jelas.

2. Kurangnya pengalaman dalam hal berbicara

Seseorang akan mengalami hambatan ketika berbicara karena orang tersebut kurang memiliki pengalaman untuk berbicara di depan orang banyak. Sehingga orang tersebut akan mudah grogi atau merasa takut.

3. Kurangnya perhatian pada tugas yang diemban di bidang berbicara

Biasanya ada orang yang menganggap enteng misalnya ketika akan melakukan kegiatan berbicara di muka umum, dan kurang memberikan perhatian yang penuh untuk berlatih.

4. Kebiasaan yang kurang baik

Kebiasaan yang kurang baik ini yang dilakukan dalam kegiatan berbicara misalnya ketika harus berbicara formal tetapi di campur dengan bahasa daerah.

 

  • Hambatan eksternal

Hambatan eksternal adalah hambatan yang datang dari luar pembicara. Hambatan eksternal meliputi:

  1. Hambatan yang berupa suara

Hambatan yang berupa suara yaitu bisa berasal dari dalam ruang atau dari luar ruang. Misalnya ketika di dalam kelas tidak berkonsentrasi akibat gaduh oleh suara siswa yang sedang mengobrol.

  1. Hambatan yang berupa gerak

Hambatan yang berupa gerak, misalnya sering terjadi dalam berbicara informal contohnya di dalam bus kota, kereta, atau pesawat. Ketika kendaran tersebut melaju kencang dan mengerem dadakan akan mengakibatkan tubuh bergerak dan menghambat kegiatan berbicara.

  1. Hambatan yang berupa cahaya

Hambatan yang berupa cahaya misalnya dapat terjadi ketika pembicaraan dilakukan malam hari atau ruang yang gelap tanpa pencahayaan.

  1. Hambatan yang berupa jarak.

ADVERTISEMENT
REPORT THIS AD

Hambatan yang berupa jarak misalnya pendengar atau pembicara tidak memperdulikan pentingnya pengaturan jarak bicara antara pembicara dengan pendengar . jika pembicara terlalu jauh jaraknya dengan pendengar maka akan kurang terdengar informasi yang disampaikan si pembicara.

 

 

  1. Rusmiati

Menurut Rusmiati (dalam Isah Cahyani dan Hodijah, 2007:63), hal-hal yang dapat menghambat kegiatan berbicara adalah sebagai berikut:

  • Hambatan Internal

Hambatan internal adalah hambatan yang berasal dari diri pembaca. Yang termasuk hambatan internal adalah sebagai berikut:

  1. Ketidaksempurnaan alat ucap

Kesalahan yang diakibatkan kurang sempurnanya alat ucap akan memengaruhi keefektifan dalam berbicara, pendengarakan salah menafsirkan maksud pembicara.

  1. Penguasaan komponen kebahasaan

Penguasaan komponen-komponen kebahasaan sebagai berikut:

Lafal dan intonasi

Seorang pembicara harus melafalkan bunyi-bunyi bahasa secara tepat dan benar, misalnya pembicara mengatakan labotium sedangkan yang benar adalah laboratorium, hal itu dapat menghambat kegiatan berbicara.

Kemudian pembicara harus menggunakan intonasi yang tepat, misalnya pada kalimat “Pergi dari sini!”itu intonasinya harus tinggi karena menyatakan marah sedangkan pembicara menggunakan intonasi yang rendah, jelas sekali itu intonasi yang salah.

Pilihan kata

Pilihan kata hendaknya tepat, jelas,dan bervariasi, pembicara yang memilih kata-kata asing dibandingkan dengan bahasa Indonesia, hal itu akan menghambat kelancaran komunikasi. Soalnya tidak semua orang mengerti bahasa Inggris dan pembicara juga belum tentu mahir dalam berbahasa Inggris, jadi ketika dipaksakan akan menghambat kelancaran berbicara.

Struktur bahasa

Seorang pembicara jika tidak tahu bagian-bagian dari sesuatu berhubungan satu dengan lain atau bagaimana sesuatu tersebut disatukan maka akan menghambat kegiatan berbicara.

Gaya bahasa

Seorang pembicara jika tidak memiliki ciri khas tersendiri dalam menyampaikan sesuatu untuk menarik perhatian para pendengar, maka hal itu akan menghambat kelancaran dalam kegiatan berbicara.

Pengguanaan komponen isi

Pengguanaan komponen isi meliputi hal-hal berikut ini:

1.Hubungan isi dengan topik

Seorang pembicara jika tidak paham mengenai topik  pembicaraan maka pembicara akan mengalami hambatan ketika memberikan penjelasan isi dari topik tersebut.

2. Struktur isi

Seorang pembicara jika tidak mengerti isi dari apa yang di bicarakannya maka pembicara akan mengalami hambatan untuk menyampaikan urutan-urutan yang berstruktur.

3. Kualitas isi

Tentunya isi yang disampaikan oleh pembicara harus bermutu, tidak harus banyak asal sesuai dengan tema.

4. Kelelahan dan kesehatan fisik maupun mental

Keadaan fisik akan memengaruhi keefektifan berbicara, jika pembicara sedang sakit misalnya flu maka suaranya akan menjadi bengau. Hal itu dapat menghambat kegiatan berbicara , mental pun sangat berpengaruh jika pembicara mudah merasa takut dan grogi maka akan menghambat kegiatan berbicara.

 

  • Hambatan eksternal

Hambatan eksternal adalah hambatan yang berasal dari luar pembicara. Hambatan eksternal meliput:

  1. Suara atau bunyi

Ketika pembicara misalnya menyampaikan informasi, ketika pidato ada komentar  dari para pendengar yang negatif. Hal tu akan memengaruhi mental pembicara.

  1. Kondisi ruangan

Kegaduhan, keributan-keributan kecil yang terjadi di ruangan bisa membuat konsentrasi pembiacara menjadi buyar.

  1. Media

Misalnya pembicara ketika menjelaskan tentang suatu informasi mengenai bentuk segitiga, maka harus menyiapkan media yang mendukung sehingga pendengar bisa lebih paham mengenai bentuk segitiga. Jika tidak ada media yang mendukung maka pembicara akan mengalami hambatan ketika menjelaskan informasi tersebut.

  1. Pengetahuan pendengar

Pembicara yang baik adalah pembicara yang mampu mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki para pendengarnya, sehingga apa yang disampaikan pembicara bisa dipahami oleh pendengar.

 

Hal-hal yang Dapat Menanggulangi Hambatan Berbicara

Hal hal yang dapat menanggulangi hambatan berbicara adalah sebagai berikut:

  1. Pembicara harus menggunakan kelafalan yang jelas, misalnya seharusnya pembicara mengucapkan kuda, akan tetapi pembicara yang kurang jelas pelafalannya mengucapkan duda. Hal itu sangat jauh. Jadi seharusnya pembicara harus jelas dalam pelafalan.
  2. Pembicara harus menggunakan intonasi yang tepat ketika memberikan informasi mengenai perjuangan para pahlawan untuk kemerdekaan Indonesia, maka intonasi yang digunakan harus bersemangat.
  3. Banyak berlatih dan terus berusaha, misalnya ketika akan berpidato di muka umum, sebaiknya pembicara berlatih terlebih dahulu dan meminta pendapat kepada orang yang mendengar pada saat latihan.
  4. Harus menguatkan percaya diri, berfikiran positif dan tidak takut salah.
  5. Ketika akan berbicara di muka umum, pembicara harus menguasai isi dari bahan bacaan.
  6. Harus menggunakan ekspresi yang sesuai dan gerak tubuh yang tepat.